Monday, May 7, 2012

Ruginya Mengurangi Jumlah dan Frekuensi Makan



Penulis : Ade Rai ( Profil Penulis ) 

Kebanyakan orang memiliki logika bahwa untuk menurunkan berat badan, perlu melakukan hal-hal yang berlawanan dengan peningkatan berat badan. Apabila berat badan naik karena banyak makan dan kurang olahraga, maka yang sering dilakukan untuk menurunkan berat badan tersebut adalah dengan banyak olahraga dan kurang makan.

Namun, mengurangi makan sering diasosiasikan dengan mengurangi UKURAN dan FREKUENSI makan. Sayangnya pengurangan 2 aspek ini tidak dianjurkan karena memiliki dampak sebagai berikut.
- Mengurangi volume makanan yang berarti menurunkan asupan gizi yang penting untuk fungsi, imunitas, dan kekuatan tubuh.
- Memperlambat proses metabolisme tubuh, sehingga pembakaran total energi di akhir hari lebih rendah. Metabolisme yang lebih lambat telah diteliti sebagai salah satu penyebab fisik kembalinya kegemukan setelah berdiet dengan pengurangan ukuran dan frekuensi makan.
- Mengganggu kesehatan organ pencernaan, asam lambung meningkat menimbulkan sakit pada maag.
- Menimbulkan fluktuasi gula darah yang tajam, yang apabila dibiarkan berlarut-larut akan merupakan gerbang menuju diabetes tipe II.

Dengan begitu besar kerugian dari mengurangi ukuran dan frekuensi makan, ada baiknya kita beralih pada pendekatan yang lebih sehat, yakni:
1. Memilih sumber & penyajian makan yang tepat
2. Makan dengan frekuensi yang teratur (3 meal + snack sehat)
3. Sehingga jumlah bisa tetap mencukupi untuk mencegah kelaparan / lemas / kurang nutrisi.

Stay strong & healthy!
Ade Rai
Follow @CerdasFitness

No comments:

Post a Comment